Agar tidak boncos dan biaya membengkak, perlu penghitungan biaya renovasi rumah. Simak cara dan contoh rinciannya berikut ini
Sumber: Freepik
Ketika Anda sudah memiliki rumah, maka Anda perlu melakukan perawatan, termasuk melakukan renovasi. Namun, permasalahannya adalah berapa biaya renovasi rumah yang harus disiapkan dan dikeluarkan?
Pada dasarnya, besar kecilnya biaya renovasi rumah di kampung ataupun kota tergantung juga dari skala. Misalnya renovasi kecil-kecilan atau justru renovasi besar.
Lalu, berapa biayanya dan bagaimana cara menghitungnya? Simak ulasannya berikut ini.
Jenis Renovasi Rumah
Sumber: Freepik
Sebelum Anda merenovasi rumah, Anda harus paham dulu jenis renovasi rumah berdasarkan tingkat kesulitan renovasinya, yaitu:
1. Renovasi Kecil
Sesuai namanya, renovasi kecil memiliki proses pengerjaan kurang dari 7 hari. Misalnya mengganti kusen, cat tembok, keramik lantai hingga memperbaiki saluran air dan instalasi listrik.
2. Renovasi Sedang
Jenis renovasi sedang biasanya selesai dalam kurun waktu 7-14 hari. Beberapa renovasi sedang, yaitu mengganti pagar rumah, menambah ruang, merubah fasad, menambah luas bangunan.
3. Renovasi Besar/Total
Proses renovasi total atau besar bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan, tergantung dari jenis renovasinya. Beberapa renovasi total, yaitu renovasi struktur bangunan rumah seperti mengganti gaya arsitektur banguna dan ganti rangka atap.
Faktor yang Mempengaruhi Biaya Renovasi Rumah
Sumber: Freepik
Biaya renovasi rumah 1 lantai tentu berbeda dengan biaya renovasi rumah 1 meter atau 1 ruangan. Ada beberapa hal yang mempengaruhi biaya untuk merenovasi rumah, seperti:
1. Jenis Renovasi
Semakin besar renovasi yang Anda lakukan maka biaya yang harus Anda keluarkan juga semakin besar.
2. Luas Area yang Rusak/Rawan Rusak
Jika bangunan atau area yang akan direnovasi semakin luas, maka Anda pun butuh biaya semakin besar. Perhatikan juga tentang area yang rusak atau berdampak karena adanya renovasi sehingga Anda juga dapat mempertimbangkan atau melakukan renovasi di area tersebut.
3. Bahan Perbaikan
Ada banyak pilihan bahan perbaikan. Semakin berkualitas bahan tersebut maka harganya akan semakin mahal. Hal ini pun tentu akan berpengaruh pada biaya renovasi yang Anda perbaiki. Karena itu, Anda perlu membuat daftar bahan perbaikan apa saja yang Anda butuhkan.
4. Jasa yang Anda Gunakan
Menggunakan jasa yang profesional akan berbeda hasilnya jika menggunakan jasa dari pihak yang masih belajar/belum kompeten atau bahkan mengerjakannya sendiri. Namun, Anda tentu perlu mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk membayar jasa tersebut.
Membuat RAB Rumah
Sumber: Unsplash
Sebelum Anda membuat rincian renovasi, maka Anda perlu membuat rencana anggaran biaya (RAB). RAB bertujuan untuk meminimalisir pembengkakan budget.
Ada 2 cara menghitung biaya renovasi rumah dengan RAB, yaitu:
1. RAB Kasar
RAB kasar merupakan rencana anggaran biaya yang berfokus pada perhitungan harga secara kasar atau tidak mendetail. Misalnya, Anda mendapatkan biaya standar dari kontraktor atau dari tukang untuk pengerjaan renovasi sebesar Rp3 juta.
Jika luas bangunan adalah 50 meter persegi, maka total biaya yang perlu Anda siapkan adalah 50 x 3 juta = Rp150 juta. Biaya tersebut merupakan biaya kasarnya.
Cara yang sama dapat Anda aplikasikan untuk tahu estimasi renovasi rumah 1 lantai menjadi 2 lantai. Misalnya dari kontraktor harga 5 juta rupiah per meter untuk merombak total 2 lantai. Harga tersebut sudah mencakup penambahan kamar.
Jika luas bangunan di lantai 2 sekitar 30 meter persegi dan harga renovasi Rp5 juta. Maka biaya yang perlu Anda siapkan adalah 30 x 5 juta = Rp150 juta. Biaya tersebut hanya untuk renovasi dan belum termasuk biaya untuk perabotan dan lainnya.
Karena itu, untuk mendapatkan biaya yang lebih terperinci, maka Anda perlu membuat RAB terperinci.
2. RAB Terperinci
Dalam RAB terperinci, Anda harus merinci pengeluaran untuk renovasi. Artinya, Anda perlu menghitung proses renovasi yang akan dilakukan. Mulai dari berapa banyak biaya untuk tenaga tukang hingga material pendukung yang lainnya. Dengan begitu, Anda bisa lebih merinci dan meminimalisir pengeluaran yang tidak perlu.
Contoh Rincian Biaya Renovasi Rumah
Sumber: Freepik
Sebagai contoh, Anda bisa cek apa saja yang harus Anda tuliskan di RAB terperinci.
1. Biaya Bangunan
iaya bangunan mencakup perubahan atau kondisi pada bangunan. Hal ini bisa saja menambah luas ataupun merombak ruang. Jenis biaya bangunan, termasuk kamar, bisa berbeda tergantung dari letaknya. Misalnya jika merombak kamar di lantai 2, maka Anda perlu mempertimbangkan pondasi, plafon atap, bukaan pintu jendela hingga plat lantai beton.
Jika Anda memiliki harga jual tanah sekitar Rp2,5 juta per meter persegi. Lalu, Anda ingin melakukan renovasi dengan perluasan tanah 50 meter persegi. Maka, perhitungan biaya tanah dan bangunan, yaitu 50 x 2,5 juta = Rp125 juta.
Sedangkan jika Anda hendak merombak bagian rumah, berikut contoh rinciannya:
- Atap Rp30.000/m2
- Plafon dan rangka atap: Rp60.000/m2
- Keramik: Rp30.000/m2
- Dinding : Rp30.000/m2
Jadi total pengeluaran untuk bagian-bagian tersebut, adalah Rp150.000/m2. Jika Anda memiliki rumah dengan luas sekitar 50 m2 maka biaya yang harus Anda keluarkan kurang lebih 50 x 150 ribu = Rp7,5 juta. Biaya ini belum termasuk biaya untuk pembongkaran lain yang lebih terperinci.
“Biaya bisa berbeda-beda, tergantung dari bahan bangunan yang Anda pilih.”
2. Upah Tenaga
Biaya tenaga atau upah tenaga ini bisa Anda dihitung secara harian atau borongan. Upah secara borongan cocok untuk Anda yang ingin melakukan renovasi total atau yang selesai dalam waktu berbulan-bulan. Sedangkan untuk yang harian, cocok untuk renovasi kecil dan sedang.
Untuk biaya tukang harian, sekitar Rp125 ribu hingga Rp200 ribu per hari. Sedangkan untuk borongan, sekitar Rp1 juta hingga Rp1,5 jutaan per m2 dan borongan penuh kurang lebih Rp2,5 jutaan hingga Rp 4 jutaan per meter persegi.
Misalnya untuk renovasi rumah dengan waktu 3 bulan (90 hari) dan biaya upah Rp150.000. Maka totalnya adalah Rp150.000 x 90 = Rp13,5 juta.
Untuk sistem borongan, jika biaya sekitar Rp1 juta dan luas bangunan sekitar 100 meter persegi, maka biayanya Rp100 juta. Jika borongan penuh dengan luas bangunan yang sama tapi biaya sekitar Rp2,5 juta, maka biayanya Rp250 juta.
3. Biaya Tak Terduga
Jangan lupakan untuk mengalokasikan biaya tidak terduga. Biaya ini dipersiapkan ketika terjadi sesuatu yang tidak terduga. Misalnya untuk membeli paralon atau tambahan karena kurang.
Besar biaya tidak terduga adalah 10% dari estimasi pengeluaran biaya. Misalnya estimasi biaya total adalah Rp250 juta, maka biaya tak terduga ini sekitar Rp25 juta. Alhasil, Anda harus menyiapkan dana sekitar Rp275 juta untuk renovasi rumah.
Itulah cara menghitung biaya renovasi rumah yang perlu Anda tahu. Kalau Anda masih bingung, terutama dalam menyiapkan biaya untuk renovasi interior Anda, hubungi langsung Klaterior sekarang juga.
Klaterior menyediakan konsultasi gratis dan akan membantu Anda untuk merubah interior rumah/kantor/cafe Anda menjadi semakin epik. Alhasil, ruangan Anda tidak hanya fungsional tapi juga artistik.
Semoga info menghitung biaya renovasi hunian ini membantu dan sampai jumpa di info menarik lainnya.